COVID-19 SI KECIL SANG PENAKLUK DUNIA
COVID-19 adalah istilah dari corona virus disease 19 yang merupakan salah satu jenis virus SARS-CoV-2.
Covid-19 pertama kali ditemukan di negara China tepatnya di provinsi Wuhan sebuah kota yang padat penduduk. Di kota ini juga terdapat sebuah lembaga penelitian yang disebut Institut Virologi Wuhan sebagai pusat pembiakan dan koleksi virus. Namun dari hasil penelitian sampai saat ini dipastikan virus covid-19 bukan berasal dari kebocoran di laborat ini, melainkan virus alami. Diduga pembawa virus ini adalah hewan kelelawar.
Orang yang terinfeksi virus ini dapat mengalami gejala demam, batuk kering, dan kesulitan bernapas. sakit tenggorokan, pilek, atau bersin-bersin lebih jarang ditemukan. Pada penderita yang paling rentan, penyakit ini dapat berujung pada pneumonia dan kegagalan multi organ. Di dalam menangani pasien covid ini ada beberapa istilah antara lain :
- OTG, Orang tanpa gejala, penderita mengalami batuk, nyeri tenggorokan, tanpa riwayat ke luar negeri, tanpa riwayat ke daerah terjangkit, pernah kontak dengan penderita covid-19.
- ODP adalah singkatan dari orang dalam pemantauan, Memiliki riwayat ke luar negeri, kontak dengan penderita covid, tidak ada riwayat ke wilayah terjangkit.
- PDP, adalah singkatan dari pasien dalam pengawasan. Artinya, orang yang masuk ke dalam kategori ini sudah dirawat oleh tenaga kesehatan (menjadi pasien) dan menunjukkan gejala sakit seperti demam, batuk, pilek, dan sesak napas
- Suspect, adalah orang yang diduga kuat terjangkit infeksi COVID-19, dengan menunjukkan gejala virus corona dan pernah melakukan kontak dekat dengan pasien positif corona. Pasien yang masuk dalam kategori ini akan diperiksa menggunakan dua metode, yaitu Polymerase Chain Reaction (PCR) dan Genome Sequencing
Penyebaran covid-19 terbilang sangat cepat, menurut data yang di rilis WHO (world Health Organization) per pertengahan April 2019 telah dilaporkan 213 negara terkena infeksi. Infeksi terjadi dari satu orang ke orang lain melalui percikan (droplet) dari saluran pernapasan yang sering dihasilkan saat batuk atau bersin. Benda-benda yang terkena droplet yang mengandung virus tersebut secara tida ksengaja tersentuh orang lain. Kemudian tangan yang menyentuh benda tersebut digunakan untuk menyentuh wajah, hidung, atau mata sebagai jalan masuknya virus ke dalam tubuh.
Untuk mengetahui apakah seseorang terpapar virus atau tidak maka dilakukan karantina selama 14 hari. hal ini dikarenakan waktu bagi virus untuk melakukan inkubasi di dalam tubuh adalah 14 hari. Menurut ahli, tubuh manusia dengan sistem imunnya bisa melawan virus ini sehingga pada masa karantina ini alangkah baiknya jika dilakukan upaya-upaya untuk menjaga kesehatan seperti makan yang bergizi, tidur yang cukup.
Untuk menghambat penyebaran virus yang semakin masif masing-masing individu perlu menerapkan pola hidup yang bersih dan sehat. Dengan hidup sehat maka sistem kekebalan tubuh akan terjaga dengan baik sehingga kehadiran virus akan mampu dikalahkannya. Sedangkan kebersihan sangat penting sekali dilakukan karena dengan selalu menjaga kebersihan kemungkinan virus menempel di tubuh maupun benda lain akan dapat diminimalisasi. Penerapan pola hidup yang bersih dan sehat dalam rangka menghadapi covid-19 dapat dilakukan dengan upaya berikut :
- menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang disekitar,
- tidak menyentuh wajah dengan tangan yang tidak bersih
- sering membersihkan tangan dengan sabun / hand sanitizer
- tetap tinggal di rumah
- menggunakan masker
- melakukan disinfektasi terhadap benda-benda disekitar,
- tidur cukup
- makan-makanan bergizi
- tidak menum alkohol, merokok dan mengkonsumsi obat terlarang
Banyak orang telah bergotong royong bahu membahu saling mengingatkan dan menyediakan berbagai fasilitas untuk menghambat penyebaran pandemi Covid-19. Di berbagai rumah, kantor, tempat-tempat umum telah disediakan hand sanitizer atau tempat cuci tangan beserta sabunnya. Sebenarnya lebih baik mana cuci tangan dengan hand sanitizer ? Untuk mendapatkan jawabannya klik link berikut.