Hari ini adalah hari yang tidak akan pernah terlupakan oleh pak Bejo (samaran). Seandainya boleh lebih baik mungkin mukanya di lepas aja dan di tinggal dirumah. Tapi trus pinjam muka siape ?. Emangnya kena apa pak Bejo kok tragis gitu ? nih ceritanya ......
Pak Bejoi memang dosen cerdas tapi gaptek gitu loh. Saat itu mendapat tugas mengikuti pelatihan di Ameriki, eh Amerika selama seminggu. Dengan senang hati pak Bejo menerima tugas ini.
Sehari berikutnya ia sampai di negara tujuan setelah berkali-kali muntah didalam pesawat. Dengan muka acak-acakan ia turun dari pesawat kemudian menuju toilet setelah dituntun oleh sang pembina.
Satu jam berikutnya sampailah di hotel tempat ia menginap. Kemudian semua rombongan dari beberapa negara dipersilahkan menuju resto untuk makan siang. Pak Bejo bingung mau makan apa. Sambil tengok kesana kemari ternyata makanan pecel dan tempe goreng kesayangannya tidak ada dalam daftar menu. Akhirnya ia ngikut aja jenis makanan rombongan yang lain.
Sambil menunggu makanan dipersiapkan pak Bejo mengambil sepotong roti tawar didepannya kemudian dimakannya. Lumayan untuk cuci mulut lah. Setelah habis dua potong roti, akhirnya pesanan makanan datang jua.
"Yok opo rek carane mangan iki", gumamnya setelah tahu alat makannya hanya pakai pisau.
Karena tidak terbiasa dengan pisau akhirnya ia memutuskan untuk pegang langsung pakai tangan. Lhebbb hanya beberapa menit habis juga walaupun masih enakan pecel. Maklum lidah masih belum terbiasa berteman dengan makanan ala eropa.
Tiba-tiba pak Bejo terperanjat, dan tertunduk lesu. Kira-kira kena apa ya ? Perut mules ?
Ternyata ia melihat orang-orang setelah selesai makan membersihkan tangan pakai roti tawar yang diatas meja tadi.
Kalo gitu Pak Bejo makan tissu dong
Aduuuuuu..............uh malunya aku. Mau garuk kepala nggak gatal, mau tidur ngak ngantuk jadinya salah tingkah nih.
Akhirnya pak Bejo tetap pakai mukanya walaupun malu banget.
Ini keputusan terakhir. Titik.
Pak Bejoi memang dosen cerdas tapi gaptek gitu loh. Saat itu mendapat tugas mengikuti pelatihan di Ameriki, eh Amerika selama seminggu. Dengan senang hati pak Bejo menerima tugas ini.
Sehari berikutnya ia sampai di negara tujuan setelah berkali-kali muntah didalam pesawat. Dengan muka acak-acakan ia turun dari pesawat kemudian menuju toilet setelah dituntun oleh sang pembina.
Satu jam berikutnya sampailah di hotel tempat ia menginap. Kemudian semua rombongan dari beberapa negara dipersilahkan menuju resto untuk makan siang. Pak Bejo bingung mau makan apa. Sambil tengok kesana kemari ternyata makanan pecel dan tempe goreng kesayangannya tidak ada dalam daftar menu. Akhirnya ia ngikut aja jenis makanan rombongan yang lain.
Sambil menunggu makanan dipersiapkan pak Bejo mengambil sepotong roti tawar didepannya kemudian dimakannya. Lumayan untuk cuci mulut lah. Setelah habis dua potong roti, akhirnya pesanan makanan datang jua.
"Yok opo rek carane mangan iki", gumamnya setelah tahu alat makannya hanya pakai pisau.
Karena tidak terbiasa dengan pisau akhirnya ia memutuskan untuk pegang langsung pakai tangan. Lhebbb hanya beberapa menit habis juga walaupun masih enakan pecel. Maklum lidah masih belum terbiasa berteman dengan makanan ala eropa.
Tiba-tiba pak Bejo terperanjat, dan tertunduk lesu. Kira-kira kena apa ya ? Perut mules ?
Ternyata ia melihat orang-orang setelah selesai makan membersihkan tangan pakai roti tawar yang diatas meja tadi.
Kalo gitu Pak Bejo makan tissu dong
Aduuuuuu..............uh malunya aku. Mau garuk kepala nggak gatal, mau tidur ngak ngantuk jadinya salah tingkah nih.
Akhirnya pak Bejo tetap pakai mukanya walaupun malu banget.
Ini keputusan terakhir. Titik.