Pada postingan sebelumnya dibahas mengenai tes Pauli / Koran, setelah mengerjakan tes papi ini kemudian peserta diminta mengerjakan tes warteg. Dalam ini pakde karyo diberikan selembar kertas dengan delapan kotak. Masing-masing kotak sudah ada beberapa coretan. Tugas peserta tes adalah meneruskan coretan atau pola yang belum mempunyai bentuk tersebut agar menjadi sebuah obyek yang berarti. Berikut ini adalah bentuk soal tes warteg tersebut.
Menurut teori, awalnya tes warteg ini dibuat oleh Kruger dan Sander dari University of Leipzig, selanjutnya dikembangkan oleh Ehrig Wartegg. Tujuannya dalah untuk meneliti karakter kepribadian seseorangdalam hal emosi, imajinasi, dinamisme, kontrol dan reality function yang dimiliki seseorang namun dengan intensitas dan interelasi berbeda.
Dalam mengerjakan tes ini perlu sedikit trik agar dapat lulus sesuai dengan keinginan. Mari kita simak trik berikut :
- Jangan menggambar secara berurutan 1,2,3,4,5,6,7,8. Gambarlah secara acak, misalnya 1,2,3,4 kemudian 8,7,6,5 atau 4,2,3,1 lalu 7,6,5,8. Tujuannya adalah agar kita tidak dianggap kaku dan konservatif. Sedangkan bila menggambarnya secara acak kita akan dipandang orang yang kreatif dan out of the box.
- Bila anda bergender laki-laki jangan mulai dengan nomor 5, karena beberapa anggapan menyebutkan hal ini berpengaruh terhadap orientasi seks anda.
- Tes ini tidak tidak memerlukan kemampuan khusus, tetapi hal ini hanya salah satu cara bagi penguji untuk mengetahui kepribadian, misalnya bila gambar terlalu sering dihapus atau kotor berarti anda peragu dan tidak terencana. Jika menggambar terlalu kuat untuk garis yang seharusnya lembut menandakan anda orang yang keras kepala.
- Gambar yang anda buatpun menunjukkan tingkat IQ, jika gambarnya biasa-biasa saja dan umum tentu penilaian tingkat kecerdasannya berbeda jauh dibanding jika kita menggambar sesuatu yang belum terpikirkan orang lain dan berwawasan.
Demikian semoga bermanfaat.