Setiap tanggal 31 Desember pukul 00 jutaan manusia diseluruh antero dunia merayakan pergantian tahun. Biasanya di setiap daerah merayakannya berbeda-beda misalnya ada yang membunyikan musik keras-keras, begadang, memberikan sesaji, memberikan hadiah dan sebagainya. Namun ada juga kesamaannya yaitu meniup terompet dan menyalakan kembang api. Bagaimana sebenarnya sejarah tahun baru masehi dan apa manfaat merayakannya ? www.itku.co.cc menjawabnya sebagai berikut :
Awal tahun masehi merujuk tahun yang dianggap kelahiran al-masih atau Yesus dari Nazaret. Tahun 1 dianggap tahun kelahiran yesus, dalam bahasa latin disebut anno Domini (Tahun Tuhan kita). Tahun kelahiran Yesus ini tidak didukung bukti yang kuat karena para ahli menanggali kelahiran Yesus secara bermacam-macam mulai 18 Sebelum Masehi hingga tahun 7 Masehi.
Awalnya tahun baru diperingati tanggal 1 Januari 45 SM setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma. Sebelumnya orang-orang Romawi Kuno memperingati tahun baru pada tanggal 1 Maret. Pada abad pertengahan orang-orang Eropa memperingati tahun baru pada tanggal 25 Maret sebagai hari raya kristen untuk memperingati kenaikan Tuhan. Mulai tahun 1600 peringatan tahun baru kembali lagi pada tanggal 1 Januari hingga sekarang.
Benarkah 1 Januari Tahun Baru ?
Penyusunan penanggalan Masehi (solar year) adalah berdasarkan pergantian musim. Pergantian musim terjadi karena adanya perputaran bumi mengelilingi matahari. Pada tanggal 22 September matahari terus bergerak dari garis ekuator ke arah selatan dan sampai di garis yang dinamakan Tropic of Capricorn yaitu pada titik 23 1/2 derajat dari ekuator keliling Bumi. Ketika itu tercatat tanggal 22 Desember waktu dimana berlaku siang terpanjang di belahan selatan dan malam terpanjang di belahan utara. Oleh karena itu jika tahun masehi benar-benar berdasarkan pergantian musim, seharusnya pergantian tahun adalah 23 Desember, bukan 1 Januari.
Makna Perayaan Tahun Baru Masehi
Seperti telah dijelaskan diatas bahwa tidak ada kepastian kapan tahun baru itu di mulai, karena tanggalnya peringatannya yang berubah-ubah. Jika perayaan tahun baru pada tanggal 1 Januari berarti berkaitan dengan dinobatkannya Julius Caesar sebagai kaisar Roma. Lagipula antara tanggal 31 Desember dengan 1 Januari tidak ada perubahan posisi matahari terhadap bumi. Itu artinya tidak ada perubahan apa-apa terhadap cuaca bumi kita.
Merayakan Tahun baru dengan membuat acara-acara besar seperti begadang bareng, mendengar musik, memberikan hadiah, menyalakan kembang api dan membunyikan terompet sungguh tidak mempunyai makna apa-apa kalau hanya untuk mengenang naiknya Julius Caesar menjadi kaisar. Kegiatan ini hanyalah sebuah tradisi pemborosan yang harus dihindari. Pengeluaran untuk kegiatan perayaan tahun baru yang tanpa makna itu kalau ditotal untuk seluruh dunia menelan biaya ratusan milyar. Mengapa dana itu tidak di alokasikan untuk membantu yang miskin ?.
Jika kita ikut-ikutan tradisi ini sama saja mendukung kemudharatan yang besar. Padahal mudharat itu adalah temannya setan. Masihkah kita ingin merayakannya ?
Awal tahun masehi merujuk tahun yang dianggap kelahiran al-masih atau Yesus dari Nazaret. Tahun 1 dianggap tahun kelahiran yesus, dalam bahasa latin disebut anno Domini (Tahun Tuhan kita). Tahun kelahiran Yesus ini tidak didukung bukti yang kuat karena para ahli menanggali kelahiran Yesus secara bermacam-macam mulai 18 Sebelum Masehi hingga tahun 7 Masehi.
Awalnya tahun baru diperingati tanggal 1 Januari 45 SM setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma. Sebelumnya orang-orang Romawi Kuno memperingati tahun baru pada tanggal 1 Maret. Pada abad pertengahan orang-orang Eropa memperingati tahun baru pada tanggal 25 Maret sebagai hari raya kristen untuk memperingati kenaikan Tuhan. Mulai tahun 1600 peringatan tahun baru kembali lagi pada tanggal 1 Januari hingga sekarang.
Benarkah 1 Januari Tahun Baru ?
Penyusunan penanggalan Masehi (solar year) adalah berdasarkan pergantian musim. Pergantian musim terjadi karena adanya perputaran bumi mengelilingi matahari. Pada tanggal 22 September matahari terus bergerak dari garis ekuator ke arah selatan dan sampai di garis yang dinamakan Tropic of Capricorn yaitu pada titik 23 1/2 derajat dari ekuator keliling Bumi. Ketika itu tercatat tanggal 22 Desember waktu dimana berlaku siang terpanjang di belahan selatan dan malam terpanjang di belahan utara. Oleh karena itu jika tahun masehi benar-benar berdasarkan pergantian musim, seharusnya pergantian tahun adalah 23 Desember, bukan 1 Januari.
Makna Perayaan Tahun Baru Masehi
Seperti telah dijelaskan diatas bahwa tidak ada kepastian kapan tahun baru itu di mulai, karena tanggalnya peringatannya yang berubah-ubah. Jika perayaan tahun baru pada tanggal 1 Januari berarti berkaitan dengan dinobatkannya Julius Caesar sebagai kaisar Roma. Lagipula antara tanggal 31 Desember dengan 1 Januari tidak ada perubahan posisi matahari terhadap bumi. Itu artinya tidak ada perubahan apa-apa terhadap cuaca bumi kita.
Merayakan Tahun baru dengan membuat acara-acara besar seperti begadang bareng, mendengar musik, memberikan hadiah, menyalakan kembang api dan membunyikan terompet sungguh tidak mempunyai makna apa-apa kalau hanya untuk mengenang naiknya Julius Caesar menjadi kaisar. Kegiatan ini hanyalah sebuah tradisi pemborosan yang harus dihindari. Pengeluaran untuk kegiatan perayaan tahun baru yang tanpa makna itu kalau ditotal untuk seluruh dunia menelan biaya ratusan milyar. Mengapa dana itu tidak di alokasikan untuk membantu yang miskin ?.
Jika kita ikut-ikutan tradisi ini sama saja mendukung kemudharatan yang besar. Padahal mudharat itu adalah temannya setan. Masihkah kita ingin merayakannya ?